Mereka pun menggunakan gudang, pabrik kosong, garasi, toko dan bangunan lainnya sebagai tempat beribadah sementara.
Dalam bukunya Hidden Islam, seorang fotografer Italia mengangkat tema kesulitan yang dihadapi Muslim di negara pizza itu untuk menemukan tempat beribadah yang representatif.Buku karya Nicolo Degiorgis itu berisi banyak foto-foto Muslim yang menjadi minoritas di Italia. Mereka terpaksa melaksanakan ibadahnya di garasi, pusat kebugaran, dan toko-toko.
"Di Italia, hak untuk beribadah dilindungi konstitusi. Meski ada 1,35 juta Muslim di sana, Italia hanya memiliki delapan masjid resmi di seluruh negeri," tulis Martin Parr dalam pengantar buku Hidden Islam, seperti ditulis The Guardian.
Dengan jumlah populasi yang cukup besar itu, Muslim Italia merasa kekurangan masjid. Mereka pun menggunakan gudang, pabrik kosong, garasi, toko dan bangunan lainnya sebagai tempat beribadah sementara.
Dalam bukunya, Hidden Islam, Degiorgis menonjolkan ketimpangan antara kedamaian salat dan ketegangan politik dengan melihat bagaimana dan di mana umat Islam beribadah di Italia. Sebuah negara yang diperkirakan menjadi rumah bagi 1,35 juta muslim namun hanya punya delapan masjid resmi.
Foto-foto dalam Hidden Islam diambil dari berbagai kota yang ada di Italia. Diperlihatkan bagaimana umat Islam berlutut atau sujud tempat-tempat kecil dan tersembunyi seperti toko-toko, kebun atau gudang.
Warga muslim di kota Treviso bahkan sudah membeli bangunan untuk dijadikan masjid. Tapi rencana itu ditolak oleh otoritas lokal. Padahal hak untuk beribadah dengan bebas dijamin dalam hukum Italia
Hidden Islam menerima penghargaan tahun ini di festival fotografi Rencontres d'Arles. Istat, lembaga statitstik nasional, mengungkapkan Italia memiliki populasi Muslim sekitar 1,7 juta termasuk 20.000 mualaf.
0 komentar:
Posting Komentar