Detik indahku
bersama tarbiyah. Ku lalui tanpa sedikitpun penyesalan. Dengan iman yang naik
turun, kau tetap saja membimbingku.
Tak kenal lelah. Tak kenal waktu. Engkau yang
tak bosan-bosannya menanyakan amalan yaumiyahku,dimana diluar sana tak ada
satupun yang peduli terhadapku. Sungguh perhatiannya dirimu. Ahh.. Tarbiyah kau
selalu saja menanyakan dhuhaku, menanyakan qiyamulailku, menanyakan puasaku
serta tilawahku, bagaimana sholat jama’ah ku dan bagaimana amalan sunnah yang
lainnya. Tak henti-hentinya semua ini kau lakukan. Tarbiyah kau begitu
istimewa..
Tiap pekan
kau selalu memintaku untuk mengunjungi mu selama 2 jam bahkan lebih. Namun,
bimbinganmu tak sampai disitu. Diriku tetap bisa mengikuti titah mu dengan
mengikuti ta’lim, tasqif, mabit, dauroh, rihlah,membaca buku hingga berdiskusi
dengan saudari-saudariku. Agar aku bisa menikmati hidup selalu denganmu. Semua ini
berkatmu. Tarbiyah...
Ku sadar
semua hal yang membuatku untuk membencimu memudar dan luntur seketika. Berkat mu
ku dapat melalui hidup ini dengan meorientasikan segalanya kepada Rabbku. Aku tidak
salah tempat untuk memilihmu, kau yang disebut-sebut wadah untuk meningkatkan nilai
keislamanku ternyata banyak mengajarkanku untuk membuatku paham dengan masalah fiqih,
paham dengan masalah syariat meskipun sangat minim. Aah... tarbiyah kau sungguh
luar biasa....
Tarbiyah, kau juga memintaku untuk berda’wah. Mengajak
orang lain ikut memahami nilai-nilai keislaman, menjalankan islam dengan baik
dan mengajak orang lain untuk ikut menjadi bagian penyerunya. Begitu banyak perintahmu
yang sudah ku jalani. Namun aku tak sedikitpun menyesal.
Ahh .... Tarbiyah terlalu banyak alasan bagiku
untuk selalu mencintaimu ketimbang alasan
untuk membencimu.
“Tarbiyah bukan segalanya, tapi semua berawal dari
tarbiyah”
0 komentar:
Posting Komentar