Minggu, 11 Januari 2015

Nekat Treveller Part 2



Sang fajar menyambut kota semarang dengan sangat gembira. Burung-burung berkicauan menambah suasana yang terlihat begitu ramai.
Aktivitas khas anak kost yang ramai dengan canda  tawa menyambut pagiku di semarang. Pagi pertama dan terakhirku di semarang. Sebab siang hari nanti aku harus melanjutkan perjalanan ini. menuju kota selanjutnya. Tak akan ku menghabiskan pagi ini dengan menyia-nyiakan waktu yang ada. Persiapan semua selesai, terkhusus kebutuhan jasadiyahku. Sarapan.
Semuanya siap. Aku dan nur siap untuk berkeliling UNNES. Awalnya aku ingin berjalan kaki saja. Agar semakin terasa setiap detik momen yang ku lihat. Tapi nur meragukanku. Apa  aku kuat? UNNEs tak seperti kampusku yang tak begitu lebar nan luas. Oke. Kami putuskan meminjam motor, kawan nur dikost. Ipin sudah berada di depan kost. Oke, saatnya kami berkeliling.
Rute awal kami, pintu gerbang UNNES. Di tempat ini, tulisan besar terpampang begitu besar nan jelas. Tanpa pikir panjang. Aku meminta ipin untuk memfoto kami berdua. Aku dan nur. Jeprettt... momen ini telah ku abadikan. Tanda bukti bahwa aku pernah berada di tempat ini. lanjut kami berkeliling ke dalam kampus. 

 pintu gerbang UNNES

Dari taman, fakultas dan jurusan dimana nur dan ipin belajar. Bangunan tua menyertai gedung-gedung yang berdiri kokoh. Namun, tak bisa dihindari, tekhnologi yang ada jauh lebih baik. Dari kampusku. tak pelu diragukan lagi. Jelas sangat berbeda. Berkeliling kampus terus dilakukan. Nur dan ipin bak tour guideku. Menjelaskan tentang sejarah, nama bangunan ini dan itu, menerangkan dengan bahasa sederhana yang mudah di pahami. Perjalanan berakhir di depan gedung rektorat UNNES. Rasa lelah cukup kami rasakan. Berkeliling dikampus yang cukup lebar ini. di tempat ini, aku katakan kepada mereka. Betapa aku menyayangi mereka. Betapa aku bahagia bersama mereka. Dan betapa aku sangat merindui mereka. Alhmdulillah rindu itu telah terobati dengan waktu yang begitu singkat. Aku coba berkata perlahan. Meminta ijin, aku ingin berpamitan. Kembali melanjutkan ekspedisi ini. rasa haru biru serta awanan hitam kembali menggelayuti kami, terutama aku dan nur. air mata kembali pecah, tak kuasa dengan perpisahan ini. kami yang dulu bercita-cita dapat kuliah dalam satu kampus yang sama, berjalan beriringan menuju kampus yang diidamkan harus terpisah. Sebab takdir-Nya memisahkan kami. Ada rahasia terindah yang Allah punya.  Dirasa cukup, aku segera melanjutkan perjalanan ini.

3 semprul 

Ipin, mengantarku menuju tempat lewatnya bis jurusan jogja. Ditepi jalan raya.. Kala itu, awanan hitam nan pekat membersamai kami. sungguh, raga ini tak ingin pergi dari kota ini, berpisah dengan sahabat terbaikku. Sahabat tercerdas yang aku punya. Namun, waktu meminta ku agar terus melanjutkan ekpsedisi ini. pagi tadi, adalah pagi pertama dan terakhirku di semarang. Semoga dapat berjumpa kembali dan berkunjung kembali ke kota ini.
Langit semakin kian pekat. Tanda hujan akan segera tiba. Ku katakan pada ipin, pergilah. Sebelum hujan turun dan sebentar lagi juga adzan sholat jum’at. Terimakasih telah membersamaiku di waktu yang singkat ini. menyita waktu kalian yang mungkin sangat berharga. Merepotkan kalian dengan tamu yang tak diundang datang. Semoga waktu dapat mempertemukan kita kembali. Segitiga yang diakrabkan iman.  Aku, kamu dan dia. ^_^
*****
Setelah kepergian ipin. Dengan seorang diri, aku menunggu bis jurusan jogja. Tak lama dari itu, hujan benar-benar turun dengan derasnya. Mengkaburkan pandanganku untuk melihat bis yang lewat. Meski kacamata telah ku pakai, tetap saja hujan jauh lebih menang dengan guyuran yang begitu deras ini. kecemasanku kembali hadir. Turut serta dikesendirianku. Dipinggir jalan seorang diri, menunggu bis yang entah bagaimana bentuknya. Lima menit, lima belas menit, sampai setengah jam. Belum ada juga bis jurusan jogja. Sedikit putus asa dan lelah. Rasa dingin menusuk tulangku. Kapan bis ini datang?
Sambil berkutat dengan hanpdone jadulku, menghubungi yuli. Teman Mtsku dulu yang sekarang kuliah di jogja. Bertanya, ini dan itu. Tak lama dari itu, dengan guyuran hujan yang semakin kian mengganas. Bis jurusan jogja terlihat. Kulambaikan tangan, tanda ingin naik. Dengan badan yang basah kuyup. Ternyata yang aku masuki adalah bis AC. Otomatis ongkosnya 2x lipat dengan bis ekonomi. Bimbang. Aku salah naik bis! Suhu tubuhku semakin kian dingin. Tak tertahan. Bahkan jaket tebalku tak mempan untuk menahannya. Kernet bis, mendatangiku. Meminta uang bayaran. Dengan agak terpaksa, ku ambil uang yang jauh lebih banyak dari perkiraan awalku. Ahh.... nasib -_-
3 jam perjalanan ku lalui. Tibalah aku di terminal. Entah apa nama terminalnya, aku lupa. Jogja yang begitu asing dimataku. Kucoba mencari, mobil yang dapat mengahantarkanku menuju kost temanku. Kucoba terlihat percaya diri, bertanya dan akhirnya mendapatkan. Setengah jam perjalanan aku tiba. Namun, aku harus mencari andong. Sebab jika arus berjalan kaki, akan memakan waktu dan energi yang tidak sedikit. Namun, banyak tukang ojek yang mendatangi. Dengan bahasa jawa kramaku yang pas-pasan, ku coba tawar menawar. Tapi tetap saja, biaya yang jauh lebih besar jika harus menggunakan ojek. Ku coba mengelak dan kembali menunggu kedatangan andong. Tetap saja tidak leat. Ku putuskan naik becak, dan menawarnya. Deal. Harganya sedikit bersahabat. 10 menit, aku melihat sosok kawan lamaku. Yahh itu dia. Rasa senang dan bahagia, menyertai. Aku yang awalnya mustahil dapat pergi sendirian ke jogja akhirnya terwujud. Meski dengan uang yang pas-pasan.
Ahh... jogja kau begitu istimewa. Saat itu, adzan ashar berkumandang. Aku ingat bahwa tadi belum sempat sholat dhuhur. Ku jama qoshor di akhir. Dan Aku istirahat sejenak.  Menikmati udara jojga yang indah. tanpa pikir panjang. Dirasa cukup.Aku langsung ingin jalan-jalan. jogja yang dianggap sebagai kota pelajar, kota budaya dan kota seni. Kami, berkeliling malioboro.
Malioboro sebagai salah satu icon jogja, awalnya ku anggap seperti mall besar yang terdiri dari berbagai penjual. Ternyata kenyataannya hanyalah penjual dipinggiran jalan dekat raton jogja. Bisa dibilang seperti PKL gitu :D
Kususuri jalanan jogja bersama senja yang menyapa. Senja di jogja menjadi sejarah terhebatku. Perjalanan panjang ini, ternyata luar biasa. Tak kusia-siakan waktu yang ada, ku abadikan momen terbaik, bersama kawan-kawanku. Dan aku menghubungi, anindia. Teman SMA ku di pati. Yang memang sedang kuliah di jogja. Kami berempat. Aku, yuli, retno dan anindia menghabiskan waktu dengan ramainya malioboro. Hasrat belanjaku menggoda. Mengendalikan ku, tak segan-segan beberapa palstik berisi belanjaan ku bawa. Dengan harga yang sedikit miring semakin membuatku bersemangat berbelanja. Haha...
tepat di jalan malioboro 

lokasi : sekaten jogja

Tak terasa, waktu menunjukakan waktu 21.00 WIB. Aku sudah kelelahan dan rasa lapar tak bisa terelakan, kami dan ninda berpisah di halte. Sebab ia harus segera pulang. Tinggal kami bertiga. Dan ternyata ketika aku tiba disana, sedang adanya sekaten. Bisa dibilang seperti pasar malem gitu. Namun, jauh lebih meriah. Persis disamping keraton jogja.
Sayang... aku tidak memiliki kamera bagus, sehingga hanya ada beberapa foto yang resolusinya pas-pasan. Namun, tidak menyurutkan ku untuk mengabadikannya. Kami pulang ke kost dan mengisi perut yang sudah keroncongan.
Malam yang indah dikota budaya.
Pagi ini, sama seperti pagiku di semarang. Yaitu pagi pertama dan terakhirku di jogja. Inilah perjalanan nekatku yang singkat. Penuh kenangan, penuh perjuangan, penuh rasa suka dan duka. Tunggu perjalanan nekatku selanjutnya ^_^
My Trip My Adventure

Share:

0 komentar:

Posting Komentar