Ketika tilawah tak lagi terasa indah?
Dan disaat kita mengalami kesulitan
melangkah ketika ada panggilan dakwah?
***
Futur, lima huruf penuh misteri. Satu kata yang dapat membuat
seseorang menjadi orang lain. Satu kata yang membuat ketidakstabilan. Satu kata
yang mengancam dan satu kata yang sering kita rasakan. Futur adalah hal yang
sangat lumrah terjadi. Dimana suatu kondisi ruhiyyah kita sedang dalam kondisi
menurun. Atau bisa dikatakan, futur adalah penurunan semangat ibadah. Futur
bisa di bilang galau. Futur juga bisa di bilang gundah gulana dan sebagainya.
Ketika futur menghampiri, segala sesuatu
yang sejatinya hanya kepada-Nya dapat terhenti dan koncar-kacir sebab
futur ini. Dengan ajaibnya Futur dapat sekejab menurunkan semangat yang sudah
kita pupuk jauh-jauh hari. Sungguh luar biasa... (#ehh)
Futur, singkat namun membahayakan. Ketika rasa futur
ini tak secepatnya terobati, akan semakin berkembang dan menyebar. Futur dapat
menurunkan kualitas iman kita. Futur dapat merobohkan pondasi yang susah payah
kita bangun. Pondasi keimanan. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi semakin
menumpuk tak terbendung. Futur begitu mengerikannya, sebab dapat membuat kita
yang awalnya sholat tepat waktu menjadi sholat akhir waktu, yang awalnya sering
shodaqoh entah mengapa menjadi perhitungan, yang setiap hari selalu tersenyum
dan memancarkan raut wajah yang menawan, kini bermuram durja. Yang rajin
mengahadiri forum liqo kini tak tau hadir. Yang tiap menit tilawah sekarang sehari sekali aja entah. Ohh futur... futurr..
Begitu
banyaknya akibat ketika futur itu muncul. Maka sebenarnya yang diperlukan oleh
seorang muslim adalah komitmen dan keistiqamahan dalam setiap amal. Dan tentu
saja semuanya harus dibarengi dengan bertahap dan tidak berlebihan (ghuluw).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda, :
“Berlaku
moderatlah(tidak berlebihan) dan beristiqamah, ketahuilah sesungguhnya tidak
ada seorang pun dari kalian yang selamat dengan amalnya. Mereka bertanya, “Dan
juga anda Ya … Rasulullah, Beliau bersabda, “Dan juga aku (tidak selamat juga)
hanya saja Allah swt telah meliputiku dengan rahmat dan anugerah-Nya.” (H.R.
Muslim).
Selain itu
kekuatan ruhiyah kita sangat berpengaruh untuk melawan kefuturan ini, ketika ia
tinggi kita akan jelas melihat surga atau neraka di ujung perjalanan hidup
kita. Kita akan semangat melakukan kebajikan karena kita merasa surga begitu
dekat,selain itu kita juga akan sangat berusaha menghindari maksiat karena kita
tahu betul hal itu akan membuat neraka mendekat.
Futur lima
huruf yang sering di rasakan dan di jumpai. Because i’m nothing without Allah.
Allah dulu, Allah lagi, Allah terus....
Semoga
limpahan Rahmat-Nya akan tetap mengiringi setiap langkah kita. Meskipun futur
terasa di jiwa. Dan kita pun dapat melewatinya dengan bersabar. Tentang futur
ingatlah syukur.
**Futur.
Sebuah istilah yang menggambarkan kondisi ruhiyyah seseorang yang sedang
menurun. Atau dengan istilah yang lebih sederhana, futur ialah "penurunan
semangat beribadah."
0 komentar:
Posting Komentar