Tampilkan postingan dengan label notes. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label notes. Tampilkan semua postingan

Rabu, 01 Januari 2020

Tahun 2019 yang tidak menyenangkan



Tahun 2019 yang tidak menyenangkan....

Saya bisa bilang begitu, karena ditahun ini saya merasakan stress yang tinggi. Merasakan menjalani hari dengan segala kutukan. Kutukan terhadap semesta, mengapa harus menjalani hari-hari yang begitu berat. 

Ingin hilang saja, menjauhi semua manusia. Kecewa, marah, sedih, frustasi dan tercabik-cabik. 

Tapi setelah melihat kembali catatan diari saya, itu hanya fase yang akhirnya saya lewati. Hanya sebagian fragmen yang saya alami selama satu tahun ini. 

Sisanya? Hal-hal yang menyenangkan. Rezeki yang selalu bisa saya syukuri. Bisa jalan-jalan. Punya teman dan keluarga yang support. Menang nominasi perlombaan. Bertemu dengan orang-orang yang menikmati karya. 

Hal-hal yang jauh lebih besar dan banyak dibanding yang tidak menyenangkan. Ternyata semudah itu kita bisa buta sebelah mata dan melihat yang buruk saja. Sibuk meratapi satu dan lupa mensyukuri yang seribu.

Moga tahun 2020 ini Allah tetap ngasih saya hati yang tenang. Betapapun tidak tertebaknya takdir yang Dia berikan. 

Selamat Tinggal 2019!
Selamat Datang 2020! 

Sidomulyo, 1 Januari 2020
12.11 PM 
Share:

Jumat, 04 Oktober 2019

Negeri ini sakit, pendidikan bisa apa?

Suatu ketika aku pernah bertanya pada seseorang. Hal yang aku tanyakan tentang peranan pascakampus. Setiap diri memiliki peran masing-masing untuk memasuki kehidupan selanjutnya. Kehidupan setelah menjadi ‘maha’ siswa.
“Setiap dari kita apa harus memiliki peranan di ranah politik? Karena kita tahu kondisi negeri ini, sedang tidak baik-baik” ujarku menyela pembicaraan yang awalnya ringan.
 Ia terdiam sejenak lalu mulailah ia menjelaskan.
"Tidak semuanya harus ke ranah politik, setiap diri memiliki bidangnya masing-masing. Bidang apapun itu tetaplah membawa visi seperti orang dulu. Contohnya saja Ki Hajar Dewantara, memiliki visi perubahahan dalam pendidikan. Bisa demikian bukan? Visilah yang membuat seseorang untuk terus melangkah” ujarnya dengan tenang. 
Jika dirasa seseorang bingung pascakampus, aku rasa ia belum menetapkan visinya dalam kehidupan. Sebab pekara pascakampus bukan hanya gaji atau kekuasan semata.
Melihat kenyataan yang terjadi beberapa pekan belakangan, bangsa ini memang sakit. Untuk terjun langsung atau berdemo tak memungkinkan bagiku. Sebagai perempuan, aku juga ingin berperan dalam pendidikan. Lantaran perempuan juga memiliki hak mendapat ilmu dan mengajarkan untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa. 
Alasannya bukan karena tuntutan sarjana pendidikan dan alasan perempuan sebagai madrasah pertama dalam keluarga. Tapi sebagai manusia, kita memiliki kewajiban untuk menjadi manusia yang memanusiakan manusia. Menjadi agen perubahan dalam lingkungan disekitar. 
Maka perempuan dalam dunia pendidikan memiliki peranan yang penting. Menjadi pendidik dan teman untuk anak-anak didiku, aku memiliki visi agar kelak mereka menyenangi membaca dan menulis. Sebab, bagi mereka kedua hal tersebut menyulitkan. Saat ini yang mampu aku lakukan hanya itu. Jika ini mimpi yang terlihat muluk-muluk, biarlah...
aku hanya paham pendidikan dapat merubah keadaan seseorang menjadi lebih baik.
Hingga aku tidak menyesal, atas jalan yang ku tempuh... 
Lampung Selatan, 4 Oktober 2019
Pukul 09.24 PM 

Share:

Senin, 02 September 2019

Takut Sendirian

Lokasi : Masjid Taqwa Metro

“Kalau takut gelap, kamu tinggal bawa senter. Kalau takut tersesat, kamu tinggal pakai ojek atau online gmaps. Kalau takut diculik, kamu tinggal waspada ketika memilih lokasi wisata atau menyimpan nomor polisi untuk panggilan darurat.”

“Sayangnya, setelah dipikir-pikir, aku nggak takut itu semua. Jadi solusi yang kamu tawarkan nggak berguna. Gelap mah nggak papa asal sama-sama. Aku juga nggak takut tersesat–toh sudah sering. Tersesat itu sebutan ketika sendiri. Kalau tersesat berdua namanya berpetualang. Aku juga nggak takut diculik. Aku yakin penculik nggak punya alasan bagus untuk membawaku kemanapun."

Tapi aku takut sendirian.

"Pengen pergi, tapi takut. Tapi pengen pergi.” kataku bicara sendiri.

“Tau nggak cara biar nggak takut sendirian?” tanyaku.

“Cari orang lain, terus kenalan dan jadiin dia bukan orang lain lagi.


Yang hari ini kamu sebut teman, dulunya bukan siapa-siapa kan?

Refleksi pasca ketemu polisi dimana mana
Lampung Selatan, 2 September 2019 | 08.15 PM 
Share:

Sabtu, 31 Agustus 2019

Aku Saja


Seperti biasa, selalu merasa lebih baik setelah menulis. Meskipun aku tetap diam dan mungkin kamu tak membaca, tapi rasanya… lega.
Ternyata banyak hal lebih baik yang bisa kulakukan daripada memikirkanmu. Misalnya, mendoakanmu. Semoga kamu nggak ikut-ikut kelelahan lalu tumbang sakit sepertiku. Semoga aku saja yang kebingungan memikirkanmu seperti malam ini dan malam-malam sebelumnya. Kamu nggak usah, karena aku nggak suka. Nanti kamu nggak produktif. Beda denganku, seharian kesibukanku hanya tidur. Itu sibuk loh, haha. Sibuk menyembuhkan diri biar kuat aktivitas lagi.
Oiya, kata temanku, aku lemah karena akhirnya tumbang juga. Dua hari sebelumnya, aku masih sibuk ngisi bimbel sana sini. Aku ingat aku sengaja pakai bedak dan lipstik yang tebal biar nggak terlihat pucat. Sampai rumah, aku masih menyelesaikan pesanan desain hingga pukul satu.

Setelah merasa cukup istirahat, aku berangkat ke sekolah dan mengajar bimbel. Seperti biasa, sampai magrib lagi. Aku bahkan menangis di dalam garasi, di atas motor setelah pulang. Menangis karena bingung mau merasakan yang mana dulu: pusing di kepala atau tanggungan yang sampai kapanpun seperti tak pernah reda. Dan esok harinya, seperti yang bisa kau tebak, aku tumbang.
Jadi, ketika temanku berkata seperti itu, aku nggak terlalu memikirkannya. Aku tahu persis sakit ini bukan karena lemah, tapi karena butuh istirahat. Malah aku senang karena punya alasan yang cukup baik untuk mengabaikan puluhan chat dari orang-orang, untuk tidur dan nggak melakukan apapun seharian, untuk makan apapun tanpa harus bingung harus lari berapa kilo atau workout model apa besok pagi. Kan aku sakit, haha.

Aku aja yang sakit, kamu jangan 

Selamat Tahun Baru Hijriah ^^

Lampung Selatan, 31 Agustus 2019 | 11.51 PM

Share:

Jumat, 30 Agustus 2019

Tersesat - Jejak Perjalanan


Lokasi : Kota Tua Jakarta
Semoga perjalananmu penuh kemudahan Semoga setiap langkah yang kau ambil mendekatkanmu kepada-Nya. Semoga segala hal yang kau lalui ngga hanya menambah pengalaman, tetapi juga keimanan. Semoga segala kesibukanmu penuh keberkahan. Semoga segala keputusan yang kau ambil selalu disertai ridho-Nya.
Sama sepertimu, aku juga sedang menempuh perjalanan. Aku ingin menemukan diri sendiri. Karena katanya, semakin seseorang mengenal diri sendiri, maka ia akan semakin mengenal Tuhannya. Dalam menempuh perjalanan itu, banyak hal telah kuperoleh, banyak juga hal yang telah kulepas. Sejauh ini, aku banyak mengambil keputusan yang besar dan sulit. Keputusan besar yang entah benar atau tidak dan keputusan yang sulit karena harus kutanggung sendiri risikonya.
Tahu nggak?
Hal yang paling kutakutkan adalah kalau-kalau Allah nggak suka dengan keputusan yang kuambil. Sudah susah payah, tapi Allah nggak suka. Sudah jatuh bangun, tapi Allah nggak ridha. 
"Apa sih tanda Allah ridha dengan apa yang sedang kita perjuangkan?"
"Apa lebih baik aku melakukan hal sederhana saja?" 
"Atau mengejar hal besar yang akan membawaku entah kemana?"
Kau, bisa membantuku menjawabnya?
Lampung Selatan, 30 Agustus 2019

Share:

Kamis, 29 Agustus 2019

Jangan (Bingung)



Kalau suatu hari kamu bingung dan merasa takut tentang masa depan, santai aja. Ingat-ingat bahwa beban hari ini saja sudah berat, tapi kamu bisa melaluinya. Apalagi besok atau lusa?
Jangankan esok lusa tentang menjadi wanita karir atau ibu rumah tangga, misalnya. Hari ini saja, mungkin banyak dari kita sudah kebingungan menjalani banyak peran. Tentang menjadi anak yang berbakti, cucu yang telaten, kakak yang memberi teladan, muslimah yang bermanfaat, penghafal quran yang istiqomah, teman yang baik, dan diri sendiri.
Rasanya ingin menjadi amoeba yang bisa membelah diri, lalu menjalankan banyak peran dalam satu waktu. Sehingga kita nggak perlu bingung membagi prioritas, nggak perlu merasakan dilema antara mengerjakan tugas atau membantu orangtua, nggak perlu repot mengatur waktu istirahat dan olahraga agar sehat setiap saat, dan nggak perlu memilih, karena kita bisa melakukan segalanya.
Yah, itu kan harapan. Nyatanya, kita punya keterbatasan.
Tapi, tunggu dulu. Mungkin justru disinilah Allah akan menurunkan berkah, hingga pekerjaan yang terlalu banyak ternyata selesai juga. Disinilah Allah akan mengirim teman dan sahabat terbaik untuk meringankan tugas kita. Dan disaat seperti ini pula Allah nggak ingin kita sombong seolah bisa menyelesaikan segalanya sendiri…
Karena kebingungan memaksa kita untuk berdoa, dan merendah memohon pertolonganNya.
Lampung Selatan, 29 Agustus 2019 
10.36 PM
Share:

Rabu, 21 Agustus 2019

Kita Tidak Pernah Tahu


Menuliskan ini sambil mengingat-ingat perihal perjalanan yang cukup jauh dilakukan hingga detik ini. Atas kebaikan Allaah Ta’ala yang tiada pernah berhenti meski itu hanya sepersekian detik saja.

Terkadang dalam perjalanan hidup yang kita lalui tak pernah terlepas dari sedih dan bahagia. Kita memiliki kawan selama kita mengarungi kehidupan, kita ditinggalkan oleh orang yang sangat kita percaya, kita dicampakkan oleh orang yang dekat dengan diri kita, atau kita bahagia meski dengan keadaan sulit sekalipun.

Kenyataannya,takdir Allaah selalu berlaku kepada kita sekalipun kita tidak ridha atas itu semua. Tapi pernah tidak kita dibuat bahagia meski diawal penerimaan kita dibuat tertatih-tatih dalam menapakinya?

aku pernah, dan aku mensyukuri itu. sesuatu yang berat memang harus kita lalui. sesuatu yang menyakitkan memang harus kita rasakan. kita perlu dibenturkan, agar kita lebih kuat dalam menapakinya. kita perlu menangis agar kita paham perasaan sakit. Tak apa. lalui saja.

Sebab memprotes takdirNya tidak akan mengubah ketetapanNya. lalu? terimalah dengan baik, berdamailah dengannya, dan bangkitlah dari rasa sakit. setelah itu, berbaik sangkalah selalu dan selalu. Insya Allaah, takdir baik itu akan datang kepadamu dengan ketetapan yang baik.

*Adromedanisa

Lampung Selatan, 21 Agustus 2019

Share:

Jumat, 05 April 2019

Rindu Melingkar


Rindu itu, anugerah yang tiada tara. Ia tercipta tanpa di rasa dan terlihat. Namun ia bisa membuat siapa saja sengsara. Rindu seringkali membuat senyuman seseorang hilang. Hilang termakan waktu. Sebab rindu akan terjawab oleh waktu  yang dapat mengobati dahaga itu. 

Rindu juga tercipta oleh jarak yang menjemput. Jarak antara aku, kamu dan mereka berhasil membuat rindu menggebu-gebu. Yang entah kapan akan berlabuh. Jika harapan membumbung menenuhi hamparan langit biru, tetap saja itu hanya khayalan semu. Nyatanya, aku tetap menikmati kesendirianku bersama rindu...

Kata orang, jika rindu segera saja di ucapkan. Meski melalui tulisan, khayalan atau bertutur sapa kepada penerima rindu. Namun, aku tak ada keberanian untuk melakukannya. Cukup melalui aksara rindu sudah cukup mengobati relung hatiku. Setiap manusia pasti memiliki rindu. Mustahil jika ada satu saja manusia di dunia ini, yang tidak memiliki. 

Bersama semesta, ku lukis rindu ini dengan malam nya yang panjang. Bersama langit yang selalu siap menerima rindu-rinduku. Yang tak jemu menyaksikan kesendirianku bersama malam. 

Rinduku yang tiada terbatas...
Ku katakan...
Aku...
Aku rindu melingkar....

Catatan lama, 27/6/2017


Share:

Jumat, 11 Januari 2019

Alam Semesta-ku


Aku berkata kepada langit, ijinkan aku untuk memberimu warna dengan segala ketikdakmampuanku kini. Langit tersenyum dan bertanya, kemanakah aku yang dahulu selalu tertawa di bawah teriknya mentari dan dinginnya malam? Kemanakah aku yang dahulu sering menatap bintang dan terbang melayang dibawah lamunan?

Aku bahagia atas kebaikan alam semesta yang telah mengijinkanku untuk mengenalnya dengan cara-cara yang benar. Saat ini disini aku menatap langit dan menjawabmu. Aku menikmatimu dari setiap hari matahari terbit dan terbenam, dari setiap dinginnya malam dan indahnya bintang yang menghiasimu. Aku selalu menikmati dan senyumku akan selalu untukmu, alam semesta.
Share:

Kamis, 10 Januari 2019

Sandaran Hati


Orang-orang begitu mahir menciptakan ombak di hati siapa saja yang pernah didatangi. Menjaga perasaan adalah hal seringkali mudah untuk diucapkan kebanyakan orang, namun sulit untuk diwujudkan.
Jangan-jangan kita telah terlanjur melangkah terlalu jauh, bahkan menunggu terlalu lama, hanya untuk orang-orang yang tidak tepat.
Hati selalu berbisik dengan jujur, ia meyakini apa-apa yang dirasa oleh pemiliknya. Sedang hati terlalu lemah dan sempit menampung remahan perasaan. Sebesar apapun nanti rasa yang terpatik, pasti tetap akan goyah terbawa arusnya.
Menjaga hati adalah sebagian kecil dari perjuangan. Hati diciptakan kokoh pada tempatnya, bila nanti ia mulai terombang-ambing di ambang batas mampunya menahan rasa, maka hanya mencari pendamping hati obatnya.
Dan jika hati masih belum siap, maka keluarga seharusnya tetap menjadi alamat paling dekat di ingatan, saat lagu-lagu rindu mengalun di kepala, saat pikiran tidak mampu memutus lipatan jarak, dan saat hati tidak sanggup lagi menahan bisik-bisik cnta.
Jangan terlalu cepat melangkah sebelum terlalu jauh, jangan terlalu cepat memutuskan untuk mau menunggu lama. Bersandarlah pada yang tidak akan tergoyahkan oleh hal-hal sepele.
Menjaga hati memang perlu hati-hati, sebab barangkali orang lain belum tentu berhati-hati menjaga miliknya sendiri.

Sumber : kuebeludrumerah.tumblr.com
Share:

Minggu, 02 September 2018

Sabtu, 10 Februari 2018

Pesona Pulau Mengkudu Dan Batu Lapis Kalianda

Pulau ini terletak di kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan. Sekitar 25 km dari kota Kalianda melewati Canti. Pulaunya yang kecil, tersambung ke daratan dan warna laut biru mudanya sangat menarik perhatian anak-anak muda Lampung Selatan dan Bandar Lampung untuk mendatanginya. Di dekatnya ada batu lapis yang sering dijadikan spot foto oleh pengunjung.
Share:

Rabu, 22 Juni 2016

Minggu, 29 Mei 2016

Senin, 04 Januari 2016

Minggu, 12 Juli 2015

Sabtu, 04 Juli 2015

Kamis, 02 Juli 2015