Kamis, 11 Desember 2014

Anik



Awal bertemu dengannya biasa saja. Tampak tidak ada yang menarik darinya. Sehingga semua orang tak perlu memujanya seperti sang dewi. Dia tidak cacat sehingga tidak ada orang yang membicarakan aibnya. Tetapi justru itulah yang membuat orang tidak sungkan berbicara dengannya. Sifat kesederhanaan dan keramahan yang ia miliki. Mungkin itu, termasuk aku.

Aku mengenalnya ketika di awal masa putih abu-abuku. Sungguh tidak ada yang istimewa darinya. Itu kesan pertama ku melihatnya. Tetapi, dari hari kehari. Aku semakin melihat sebuah kepandaian yang tersembunyi. Dengan kesederhanaanya itu, aku tak pernah melihatnya bermuka masam. Sama sekali. Semburat senyuman manis selalu menghiasi bibirnya. Bahagia. Berbeda dengan ku yang selalu bermuka kecut menghadapi kehidupan ini. ia terlahir dari keluarga baik-baik dalam kesederhanaan yang selalu mengiringi. Meski di bilang aku jauh lebih beruntung darinya dalam segi ekonomi namun, aku tak pernah melihatnya bersedih dan meratapinya.
Aku tidak tahu magnet apa yang membuat orang-orang suka dengannya. Teman sebaya, adik kelas, kakak kelas bahkan dewan guru sampai penjaga sekolah. Aku sendiri pun tak tahu, mengapa aku berakhir akrab dengannya. Mungkin sebagian orang menilai ia memiliki kepribadian yang asik di ajak bicara. Mungkin sebagian orang berkata ia tipe orang yang pintar, sederhana dan ramah. Menurutku lebih dari itu. Dia memiliki jiwa yang tak pernah ku temui sebelumnya.
Ia memiliki penampilan yang sangat buruk. Penampilan yang kuno, tak seperti lainnya. Begitu pendapat beberapa orang. Namun ia tak marah. Seikat senyuman selalu hadir di kala ucapan-ucapan tak mengenakan itu hadir. Kawan-kawan ku yang lain pun tak pernah mendapatinya marah dan sedih.
Teman sebangku ku masa SMA yang luar biasa baiknya, ramahnya dan pandainya. Dengan sangat sabar ia selalu membimbingku ketika kesulitan menghantui ku. Kesulitan mencerna mata pelajaran. Ia tak pernah sombong dengan kepandainnya. Bahkan ia pun rela memberikan jawaban meski itu menggulingkan nilainya.
Ia sosok yang di sukai semua kalangan, kadang aku merasa cemburu ketika banyak orang yang merasa asik berbicara dengannya. Aku seperti terkucilkan. Tapi itulah dia, sosok yang di sukai semua orang atas keramahan, kesederhanaan yang tercipta.
Untuk sahabat lamaku, terimaksih atas persahabat manis yang telah kita lukis selama ini. salam penuh cinta dari tanah lampung. Untuk mu ^_^ 

bandar lampung, 10 Desember 2014 
20.00 WIB 
Share:

0 komentar:

Posting Komentar