Awal bertemu
dengannya biasa saja. Tampak tidak ada yang menarik darinya. Sehingga semua
orang tak perlu memujanya seperti sang dewi. Dia tidak cacat sehingga tidak ada
orang yang membicarakan aibnya. Tetapi justru itulah yang membuat orang tidak
sungkan berbicara dengannya. Sifat kesederhanaan dan keramahan yang ia miliki. Mungkin
itu, termasuk aku.
Aku mengenalnya
ketika di awal masa putih abu-abuku. Sungguh tidak ada yang istimewa darinya. Itu
kesan pertama ku melihatnya. Tetapi, dari hari kehari. Aku semakin melihat
sebuah kepandaian yang tersembunyi. Dengan kesederhanaanya itu, aku tak pernah
melihatnya bermuka masam. Sama sekali. Semburat senyuman manis selalu menghiasi
bibirnya. Bahagia. Berbeda dengan ku yang selalu bermuka kecut menghadapi
kehidupan ini. ia terlahir dari keluarga baik-baik dalam kesederhanaan yang
selalu mengiringi. Meski di bilang aku jauh lebih beruntung darinya dalam segi
ekonomi namun, aku tak pernah melihatnya bersedih dan meratapinya.
Aku tidak tahu
magnet apa yang membuat orang-orang suka dengannya. Teman sebaya, adik kelas,
kakak kelas bahkan dewan guru sampai penjaga sekolah. Aku sendiri pun tak tahu,
mengapa aku berakhir akrab dengannya. Mungkin sebagian orang menilai ia
memiliki kepribadian yang asik di ajak bicara. Mungkin sebagian orang berkata ia
tipe orang yang pintar, sederhana dan ramah. Menurutku lebih dari itu. Dia memiliki
jiwa yang tak pernah ku temui sebelumnya.
Ia memiliki
penampilan yang sangat buruk. Penampilan yang kuno, tak seperti lainnya. Begitu
pendapat beberapa orang. Namun ia tak marah. Seikat senyuman selalu hadir di
kala ucapan-ucapan tak mengenakan itu hadir. Kawan-kawan ku yang lain pun tak
pernah mendapatinya marah dan sedih.
Teman sebangku ku
masa SMA yang luar biasa baiknya, ramahnya dan pandainya. Dengan sangat sabar
ia selalu membimbingku ketika kesulitan menghantui ku. Kesulitan mencerna mata
pelajaran. Ia tak pernah sombong dengan kepandainnya. Bahkan ia pun rela
memberikan jawaban meski itu menggulingkan nilainya.
Ia sosok yang di
sukai semua kalangan, kadang aku merasa cemburu ketika banyak orang yang merasa
asik berbicara dengannya. Aku seperti terkucilkan. Tapi itulah dia, sosok yang
di sukai semua orang atas keramahan, kesederhanaan yang tercipta.
Untuk sahabat
lamaku, terimaksih atas persahabat manis yang telah kita lukis selama ini.
salam penuh cinta dari tanah lampung. Untuk mu ^_^
bandar lampung, 10 Desember 2014
20.00 WIB
0 komentar:
Posting Komentar