Kamis, 08 Januari 2015

Dakwah??



Sungguh luar biasa ciptaan-Mu, terbentang luas langit biru-Mu yang memancarkan keanggunan-Nya. Terlihat semburat sang surya mengintip dari kawanan awan-awan putih saling berkumpul. Menyeluruh. Indah.
Rasa syukur tak henti aku ucapkan atas kelimpahan anugerah yang tercipta. Rasanya raga ini begitu kerdil jika harus menyombongkan atas segala yang ada. Tak sebanding dengan semua yang Allah berikan, lukisan alam yang terpancar indah. Laut, gunung, langit, hingga sabana dan savana menjadi bukti akan kelimpahan nikmat yang Ia beri. Sungguh luar biasa ciptaan-Mu Ya Rabbi..
Ketika ku termenung, begitu banyak pertanyaan yang menghantui dan mengiringi. Apalah arti mendakwahi orang ? mengajaknya kepada kebaikan? Dan membujuknya menuju jalan yang di ridhoi-Nya?
Ku tanya pada fajar, namun ia tak mempedulikan.
Ku tanya pada senja, namun ia enggan menjawab.
Ku tanya pada langit, ia menutup dirinya dengan awanan hitam.
Ku tanya pada pohon, ia tak mendengarkan.
Ku tanya dengan rumput pun tetap saja tak ada yang bisa yang menjawab.
Lantas, dalam kebimbangan yang memuncak. Ku coba bertanya kepada kallam-Nya. Di dalam surat cinta-Nya yang agung. Ku coba bertanya. Apakah gerangan dakwah itu? Apa manfaatnya? Mengapa harus melakukannya? Toh manusia itu sudah dewasa. Dapat membedakan mana yang buruk dan yang baik. Tergantung kutub mana yang akan mereka pilih. Kutub negatif, atau positif.
Namun, di dalam kalam-Nya yang penuh dengan ayat-ayat kauniah-Nya yang tersusun indah. jawaban yang sangat tepat dan memuaskan. 

Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (QS. Muhammad : 7)

Ayat ini membuktikan bahwa  bagi siapa saja yang menolong. Dalam artian menolong dengan mengajak orang menuju ke jalan kebaikan. Maka Allah akan kembali menolong kita.  sedangkan agama yang dimaksudkan adalah agama islam. Islam rahmatan lil’alamin. 

Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. (QS.Ash Shaff: 4)

“Dan siapakah yang lebih baik perkataanya daripada orang yang menyeru(manusia) kepada Allah dan mengerjakan amal shaleh dan berkata, “sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri (muslim)”. (Fishilat: 33).


 Dan hendakklah ada di antaramu segolongan umat yang mengajak (manusia) kepada kebaikan), menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Ali Imran: 104)

Kalian adalah sebaik-baik umat yang di lahirkan bagi manusia, kalian menyuruh (berbuat) kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran dan kalian beriman kepada Allah.” (ali imran: 110)

Tiada kebaikan pada kebanyakan bisikan mereka, kecuali orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian antara manisia. Dan barang siapa berbuat demikian karena mengharap ridho Allah, maka Kami akan memberinya pahala yang besar.” (an-Nisa: 114)

Bahkan, tak hanya dalam kallam-Nya, namun dalam hadist Nabi pun di terangkan. 

Hadist Rasulullah saw:

Dari abu sa’id Al-khudri ra. Berkata, “aku mendengar Rasululla saw. Bersabd, “Barang siapa melihat kemungkaran di lakukan di hadapannya, maka cegahlah dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lidahnya. Jika tidak mampu maka bencilah dengan hatinya. Dan itu adalah selemah-lamahnya iman.” (Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah, Nasa’i-At-targhib)

Dari nu’man bin Basyir ra., Nabi bersabda “perumpamaan seseorang yang berada dalam batasan Allah dan orang yang melanggar batasan-Nya, adalah seperti dua kelompok manusia yang naik sebuah perahu. Sebagian mereka duduk di bagian atas dan yang lainnya di bagian bawahnya. Orang-orang yang di bawah itu, jika memerlukan air maka yang di bagian bawah itu berkata, “seandainya kita lubangi saja bagian bawah perahu ini, tentu kita tidak menyusahkan orang-orang di atas!!” Apabila orang yang di bagian atas membiarkan mereka, maka semuanya akan celaka. Dan jika yang di atas mencegah mereka, maka semuanya akan selamat.” (Bukhari, Tirmidzi)


Menunggu kapan lagi kawan? Selagi nyawa di raga. Lakukan yang terbaik. Dengan beramal ma’ruf nahi mungkar. Mengajak saudara kita menuju kebaikan. Bismillah. ^^




Share:

0 komentar:

Posting Komentar