Sabtu, 04 Juli 2015

Jangan Kau Kira



Jangan kau kira, hati seorang perempuan akan mudah untuk melupakan semua kenangan yang pernah terukir.
 Meski lisan nya berkata tak apa. Namun, jauh di lubuk hatinya luka itu masih menganga basah. Meski lisan nya berucap memaafkan. Namun jauh di relung hatinya sangat sulit untuk memaafkan.
Perempuan memang seperti itu. 
Selalu berbuat setegar mungkin, meski kerapuhan sering kali tak bisa di hindari. Ada yang berkata hati perempuan sama hal nya dengan kaca yang berdebu. Jangan terlalu keras membersihkannya atau ia akan pecah. Jangan paksa ia untuk melakukan hal yang tidak semestinya. 

Di balik pemaafan yang dia lontarkan sejatinya hanyalah bayang semu. Meski sebenarnya dia benar-benar memaafkan. Akan tetapi, dia ingin sekali tetap kamu perjuangkan. Toh, memang perempuan itu suka sekali di perjuangkan? Bukan kau campakkan dan merasa bahwa dia baik-baik saja?

Sesekali coba bagi laki-laki untuk lebih peka terhadap keadaan. Berani memegang janji yang sempat terlontar. Bukankah seharusnya janji seorang laki-laki dapat di pegang? Tapi mengapa tidak dalam kenyataan?

Bukan berarti perempuan tidak memiliki sifat memaafkan. Bahkan perempuan akan terus berusaha membuat keadaan menjadi lebih baik. Dan memulai hari menjadi lebih baik lagi. Tidak ingin dihantui masa lalu. Tidak ingin membuatnya menjadi semakin semrawut. 

Tapi kepekaan laki-laki selalu saja tidak dapat di andalkan. Tertutupi dengan keegoisan diri. Tertutupi dengan logika yang pragmatis. 

Orang bilang jangan bawa perasaan? Tapi namanya perempuan selalu saja memandang segala hal dengan perasaan. Perasaan yang ingin semuanya membaik dan lebih baik lagi. 


Share:

0 komentar:

Posting Komentar