Aku mencintai kalian karena Allah?
Sepenggal kalimat penuh makna, tersampaikan dengan
ketidaksengajaan yang terkenang dan membekas sangat kuat pada tiap-tiap hati
kami. kalimat pemersatu dari berbagai perbedaan bahasa, budaya, pola pikir,
karakter, sifat hingga kebiasaan. Kalimat ini yang membuat ku dan mereka
menjadi sangat menghargai, menyayangi, mencintai, mengagumi antar sesama.
Pertemuan yang di sengaja dalam wadah organisasi super
dasyat, super luar biasa dan super hebat
yang pernah ku ikuti. Begitupun mereka. Sebuah organisasi yang sangat berumur
dan memiliki garis sejarah yang tak perlu diragukan kembali. Kami mengenalnya
dengan nama pelajar islam indonesia. Tak akan asing bagi penikmat sejarah.
Organisasi yang mempertemukan kita di jalan-Nya.
Aku mencintai kalian karena Allah?
Benarkah adanya kalimat ini? sedikit keraguan terpancar dari
setiap mata yang memandang. Antara percaya dan tidak dari kalimat ini. rasa
keraguan mengantui, atas kebenarannya. Namun, waktu dan jarak menjawabnya. Akan
hadirnya kalimat ini menjadi pemersatu kami. 12 wilayah yang berbeda menjadi
satu sebab rasa cinta dan sayang kami kepada Rabb semesta alam. Bertemu karena
Allah dan berpisah karena-Nya.
Rindu yang mencandu, rindu yang menggebu-gebu. Menanti
sebuah pertemuan yang tak tahu kapan. Rasa kerinduan benar-benar membuncah
ketika kata perpisahan memisahkan kami. sungguh tak dapat dibendung kembali air
mata ini.
Mungkin aku salah satu yang paling cengeng kala itu,
Mungkin aku salah satu yang paling cepat tersentuh hatinya,
Mungkin aku salah satu yang paling bodoh diantara semuanya,
Mungkin pula aku yang paling cepat menangis sebab sangat
bahagianya bertemu dengan kalian.
Bisa jadi dengan tangisan itu adalah ungkapan ekpresi yang
sudah tak bisa diutarakan dengan kata-kata. Dari awal hingga akhir akulah yang
sering sekali menangis.
Tapi inilah bukti rasa sayangku kepada kalian. Sosok-sosok
luar biasa berbeda karakter yang snagat aku rindukan. Semoga waktu kembali
mempertemukan kita. di bumi Allah yang sangat indah ini. aku rasa langit dan
matahari sangan cemburu tentang persahabatan dan kekeluargaan kita yang sangat
erat ini.
Jikalau sekarang tak sesering dulu dalam komunikasi,
Tak seramai dulu dalam candaan jarak jauh,
Sebab ku yakin, kesibukan sedang menggelayuti kalian semua.
Semoga tak terlupa dalam setiap doa-doa.
Salam rindu tak terbendung kepada sahabat nusantaraku.
Fatimah Banten, hasna Solo, halimah Kalimantan selatan,
intan Palembang, riris Surabaya, basitz Bali, suryadi Samarinda, ian Jogja,
hadi Pare, indra Bali, nashih Aceh, cherik Pekalongan, azmi Tegal, firdaus
Medan, andi Madura, denanta Surabaya, nina NTB dan aya Lampung.
0 komentar:
Posting Komentar