Selasa, 21 April 2015

RESENSI BUKU DUNIA SHOPIE



Judul Buku      : Dunia shopie
Jenis Buku       : Novel
Genre              : Fiksi
Penulis                   : Jostein Gaarder
Penerbit                 : PT Mizan Pustaka
Cetakan Pertama : Oktober 1996
Bahasa             : Indonesia
Tebal Buku      : 798 Halaman


Sebuah buku novel filsafat yang sangat membantu kita mengenal dunia filsafat yang  banyak orang terka sangat rumit dan menyeramkan untuk dibicarakan ataupun didiskusikan. Tapi buku ini memberikan persektif yang berbeda dan membuat pembacanya terkena candu  penasaran yang dalam. Jonstein Gaarder berhasil menyulap paradigma tentang filsafat yang angker menjadi sebuah bacaan yang menarik dan dibumbui oleh kretifitas imajinatif yang membuat kita bertanya-tanya serta selalu berhasrat untuk menyelesaikan cerita tersebut. Pada awal cerita kita disuguhkan oleh kisah dari seorang anak berusia 14 tahun  bernama Sophie Amunsend yang sedang asyik berbincang dengan temannya Joana tentang robot, temannya berpendapat bahwa manusia tak ubahnya sama seperti robot karena otak manusia seperti sebuaah komputer yang hebat tetapi Sophie tidak terlalu sepakat dengan hal itu, karena manusia tentu saja tidak sekedar seperangkat piranti keras. Sophie yang mendapatkan surat misterius saat pulang dari sekolah dan mengalami kebingungan karena didalam surat tersebut hanya tertulis nama alamat surat serta sebuah pesan yang tertulis
Siapakah kamu?.
Setelah itu datanglah banyak surat misterius tentang dunia filsafat dan gadis  berusia hampir 15 tahun ini menjadi murid filsafat dan sangat mengerti banyak hal mengenai dunia. Safari sejarah itulah kesan paling kuat yang akan didapatkan oleh pembacanya, novel ini membuka dunia sejarah filsafat dari jaman sebelum masehi hingga awal abad ke-21, tokoh-tokoh filsafat seperti Democritus yang menemukan bahwa semua yang ada dialam ini merupakan kumpulan-kumpulan dari atom hingga sampai Sigmund Freud dengan  psikoanalisanya untuk menyelidiki kejiwaan manusia melalui kisah kecil dan mimpi. Jadi ditambahkan lagi bukan wisata sejarah pula yang akan didapatkan melainkan pelajaran mengenai humanisme, antropologi, sampai sains. Sekali lagi, buku ini sangat bermanfaat bagi kita yang ingin sebuah cerita novel denga gaya yang khas serta kemisteriusan sebuah cerita yang mendalam hingga saat kita telah menelaah buku ini sampai akhir akan menggeleng-gelengkan kepala dan mengatakan “sebuah buku yang benar-benar jenius” ketika kita akan membuka buku ini kita akan membaca sebuah kutipan dari Goete “Orang yang tidak dapat mengambil pelajaran dari masa tiga ribu tahun, hidup tanpa memanfaatkan akalnya”.
Kekurangan dari buku ini adalah bahwa sebagian isi buku ini sulit untuk dipahami, khususnya bagi pemula yang baru belajar memahami bahasa filsafat. Kita harus mengulangnya berkali-kali agar dapat memahaminya. Kekurangan selanjutnya adalah kurangnya glosarium dalam menerjemahkan kata-kata yang asing murni dari filsuf, alangkah baiknya kalau diberikan catatan kaki yang bisa membantu dalam mengetahui apa arti dari kata itu.


Share:

0 komentar:

Posting Komentar