Kamis, 22 Agustus 2019

Muncak Teropong Laut Lampung : Destinasi Diatas Awan


Mau jalan kemana kita?

Pertanyaan yang kami pikirkan sedari pagi pasca mengisi training di Kotabumi Lampung Utara. Sebelum kami semua pulang ke habitat masing-masing, kami berencana ingin menghabiskan sisa waktu di bandar Lampung. Pertanyaan yang mungkin tidak akan ada kalau saja Syarif ( teman saya) pulang ke Jogyakarta sehari sebelumnya. Karena biaya  keberangkatan tertahan, menjadi semacam berkah buat syarif bisa nambah tinggal satu hari dan bisa jalan-jalan ke beberapa tempat wisata di Lampung yang sedang ramai dibicarakan anak muda setempat. Muncak Teropong Laut salah satunya menjadi tujuan kami.

Setelah menunggu Walid hampir 2 jam, akhirnya kami berangkat langsung menuju Muncak Teropong Laut. Sebidang tanah di atas bukit yang sedang dibangun untuk dijadikan cafe. Namun karena terdapat semacam viewing point berupa bangunan kayu yang memiliki latar belakang teluk Lampung, tempat ini pun berangsur ramai dikunjungi.

Terletak di Desa Muncak kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran. Muncak Teropong Laut menawarkan pemandangan cantik Pesisir Pesawaran dan Teluk Lampung. Bebukitan yang masih rapat ditumbuhi pepohonan, pantai dan laut, serta langit biru di saat cerah, menjadi sebuah daya tarik alam yang dicari ‘wisatawan’ muda untuk difoto. Sebuah daya tarik yang mungkin tidak kita hiraukan selama ini. Hanya sebuah “scenic view cafe” yang belum jadi, tetapi sudah menarik orang untuk datang.


Entah siapa yang memulai foto di atas situ. Dari foto sebelum ada bangunan dan bertahap sampai ada bangunan. Menyebar secara viral di media sosial terutama instagram. Akhirnya setiap hari tempat ini semakin ramai dikunjungi. Luar biasa ya pengaruh media sosial saat ini. Tak butuh waktu tahunan untuk meramaikan suatu tempat. Dalam hitungan minggu suatu tempat yang sebelumnya tidak kita ketahui keberadaannya bisa menjadi beken. Sebenarnya Muncak Teropong Laut ini sudah hitz sejak tahun 2017 awal. Ini kali kesekian saya kesini, sekaligus menjenguk destinasi bersejarah bagi kehidupan saya. Haha

Siang itu saat kami sampai, sudah banyak motor yang parkir. Saat mau masuk ke dalam, seorang penjaga menegur kami dengan ramah dan menjelaskan bahwa kami harus membayar tiket masuk seharga sepuluh ribu rupiah. 

"Wahh harganya naikk, biasanya cuma lima ribu" batin saya dalam hati. Dari pada ribut dengan penjaga, kami mengeluarkan biaya untuk masuk kedalam.


Setelah membayar kami pun masuk ke dalam.
Ternyata sudah banyak anak muda di situ, mungkin ada sekitar belasan orang. Karena kami datang bukan dihari libur, jadi tidak terlalu ramai seperti biasanya.

Persis lurus dari pintu masuk terdapat sebuah beranda dengan pagar kayu. Ada beberapa muda-mudi berdiri bergantian memotret dan dipotret. Beberapa memilih berfoto selfie dan welfie. Sambil menunggu beranda tersebut sepi, kami berkeliling sendiri-sendiri, memotret beberapa sudut. Tak lama beranda tadi terlihat sepi, tidak mau kalah dengan yang lain, kami saling foto di beranda tersebut.

Sayangnya, keadaan muncak Teropong Laut sudah tidak sebagus dua tahun lalu. Ada beberapa spot foto yang mulai rusak, tidak terurus bahkan hilang. Tetapi keindahan yang diberikan tidak berubah sama sekali. Perpaduan birunya laut dan hijau nya pepohonan menjadi obat setelah lelahnya perjalanan menuju muncak ini.


Saya sarankan untuk datang pagi Atau datang menjelang sore saat sinar matahari tidak terlalu keras. Sehingga kamu bisa maksimal memotret latar belakang Teluk Lampung dan langit biru kalau cerah. Selain waktu itu ya boleh-boleh saja datang menikmati suasana dan foto-foto. Yang penting kan sama-sama senang kalau kita jalan-jalan. Meskipun saya belum pernah sekalipun datang pagi pagi sekali. Haha..

Setidaknya, Muncak Teropong Laut bisa menjadi salah satu destinasi wisata. Bagi kamu yang mencintai perbukitan dan pegunungan.

Sampai bertemu di perjalanan saya selanjutnya..

Lampung Selatan, 22 Agustus 2019 | 20.50 PM

Share:

0 komentar:

Posting Komentar